Minggu, 17 Februari 2013

Cara unik meminum teh ala Jepang






Tradisi minum teh adalah milik orang Inggris dan Cina. Di Jepang, ada upacara minum teh
yang sangat lekat dengan aliran zen dalam agama Buddha. Upacara ini juga menjadi cara penghormatan tuan rumah kepada tamu. Jadi, untuk meminumnya, perlu upacara dan tata krama yang sangat spesifik.

Ada banyak aliran upacara minum teh ala Jepang atau sadou.Tapi, untuk cara minum teh yang lebih kasual, cara penyajiannya ada dua.

1.    Cara pertama (Kyushu), mengambil dari nama pulau terbesar ketiga di Jepang. Daun teh hijau atau macha dimasukkan ke dalam cawan yang ukurannya pas segenggaman tangan. Sebuah teko berisi air panas kemudian dituang ke dalam cawan tersebut.Cawan berisi teh tadi harus digerakkan memutar secaha perlahan . Suhu air sebaiknya tidak lebih dari 50 derajat Celsius agar tak merusak daun tehnya. Tutup cawan teh tadi. Tutup cawan ini bergunasebagai penyaring , agar saat kita meminum teh, tehnya tidak ikut termakan. Kemudian tunggu maksimal dua menit. Lebih dari waktu tersebut, teh akan terasa pahit.

2.    Cara kedua (Kyoto) , mengambil nama sebuah kota tua di jantung Pulau Honshu. Penyajiannya mirip dengan tradisi di Cina. Teh diseduh dalam teko kemudian dibagi-bagikan dalam gelas kecil-kecil. Suhu air dan lamanya menyeduh tidak berbeda dengan cara yang pertama.
Sadou tentu lebih rumit dari itu. Tradisi ini sudah ada sejak beratus-ratus tahun silam. Pengaruhnya dari tempat asal teh, Cina. Ruangan untuk upacara minum teh ala Jepang didesain khusus. Tidak terlalu besar. Maksimum untuk empat tamu. Untuk masuk ke dalam ruangan, para tamu harus membungkuk karena tingginya pintu tidak lebih dari satu meter.






Secara singkat, proses Sadou demikian. Tuan rumah terlebih dahulu membersihkan mangkuk yang nantinya berfungsi sebagai cangkir. Setelah itu, ia mengambil macha yang bentuknya bubuk dengan memakai sendok kayu yang sangat tipis dan kecil. Takarannya sangat bergantung pada kepandaian pemilik rumah menyajikannya supaya teh tidak terlalu hambar atau pahit.

Selesai memasukkan macha ke dalam mangkuk atau cawan, proses menyeduh pun dimulai. Pengambilan air panasnya berasal dari tungku dengan memakai penyiduk dari bambu atau hishaku. Setelah air masuk, tuan rumah mengaduk macha dengan sebuah kuas tebal yang disebut chasen. Gerakan mengaduknya seperti mengocok sampai air bebuih.


                                                                           (Hishaku)



                                                                            (Chasen)



Setelah proses ini selesai, tuan rumah tinggal menyuguhkan tehnya. Motif terbaik dari mangkuk harus berada di hadapan tamu. Tamu memberi hormat terlebih dahulu sebelum mengambilnya dengan tangan kanan. Telapak tangan kiri memegang bagian bawah mangkuk. Kemudian ia memutar mangkuk supaya motif yang cantik menghadap ke tuan rumah. Setelah habis, cawan kembali diletakkan di hadapan kaki orang yang duduk bersimpuh.

0 komentar:

Posting Komentar